CARA HILANGKAN BACKGROUND FOTO DENGAN PHOTOSHOP

Featured

CARA PERTAMA MENGHILANGKAN BACKGRUND

Berikut ini cara untuk mengganti foto background dengan Photoshop. Sebenarnya cara ini mudah sekali, sebenarnya sudah sering saya tuliskan caranya di blog ini. Namun karena masih ada beberapa pertanyaan yang sempat saya tampung, yang intinya masih bingung tentang cara mengganti background, dan memang saya juga belum pernah menulis secara langsung judulnya Mengganti background. Maka pada tutorial Photoshop ini saya tuliskan petunjuknya.

Yang menjadi inti saat kita mau mengganti background adalah kita harus memisahkan lebih dulu antara model foto dengan latar belakang foto sebelumnya. Sedangkan cara untuk memisahkannya adalah dengan membuat seleksi. Tentang pembuatan seleksi, bisa dipelajari dari Kategori seleksi. Yang paling mudah namun tidak saya rekomendasikan adalah menggunakan Lasso.

Langkah mengganti background foto dengan Photoshop

Langkah 1
Bukalah foto yang akan diedit dengan Photoshop


Langkah 2
Buat seleksi pada model fotonya.


Langkah 3
Pilih menu Edit > Copy. Kemudian pilih menu Edit > Paste. Hasilnya akan terjadi layer tambahan, bisa Anda lihat di palet layer (palet ini letaknya di kanan bawah)


Langkah 4
Buka file lain yang akan digunakan sebagai background foto. Setelah file ini dibuka, kemudian pilih Move tool. Dengan tool ini, geserlah gambar dari file yang akan digunakan sebagai latar belakang ke arah file yang sudah dicopy dan paste tadi.


Langkah 5
Ubahlah urutan layernya. Buatlah agar urutan layernya seperti gambar dibawah ini.
Untuk memindah urutannya, bisa dilakukan dengan menggeser nama layernya naik atau turun, diarahkan ke perbatasan tiap nama layer.


Gambar sudah terganti backgroundnya.


Caranya mudah, namun membuat seleksi yang detil memang agak rumit, dan diperlukan jam terbang menggunakan Photoshop. Jadi harus sabar dan rajin berlatih.

 

 

 

 

 

 

 

CARA KEDUA MENGGANTI LATAR BELAKANG GAMBAR FOTO

Sebetulnya ini cara yang sangat mudah tapi karena masih ada aja teman2 saya yang bertanya gimana sih biar bisa ganti background foto? ya udah daripada jawab satu2 lebih baik saya posting aja disini.

Cara yang satu ini menggunakan software adobe photoshop CS3, untuk photoshop versi sebelumnya atau terbaru tinggal sesuaikan aja gampang ko…

Yang dibutuhkan:

  1. Foto yang mau di edit beserta background yang mau dipakai…
  2. Adobe Photoshop CS
  3. Minuman biar gak haus…

Langsung saja ini langkahnya:

Langkah 1

Buka foto yang ingin di edit dengan photoshop

Langkah 2

Lihat di sebelah kiri atas photosop anda. Ada pilihan Lasso Tool, klik(tekan) sampai muncul seperti gambar di atas lalu klik polygonal lasso tool

Klik di sekitar gambar yang ingin di seleksi, lepas lalu arahkan sesuai bentuk tubuh. Ulangi sampai seleksi selesai memotong seluruh tubuh. Hasilnya seperti gambar di atas.

Klik kanan gambar yang tadi telah selesai di seleksi lalu klik Layer via Copy.

Langkah 3

Klik File > Open, buka gambar background yang anda inginkan.

Langkah 4

Lihat di kolom Layer di bawah kanan photoshop anda, lalu drag and drop (tekan dan lepas) layer “background” tersebut ke foto pertama anda.

Hasil setelah di drag and drop.

Langkah 5

Lalu di foto pertama anda, lihat lagi kolom layer dan drag and drop “layer 2” ke bawah “layer 1”

Hasilnya setelah di drag and drop

Langkah 6

Atur posisi background agar sesuai dengan keinginan anda. Hasilnya seperti gambar di atas.

Langkah 7

Klik file save > pilih format jpg atau yang lainnya lalu upload ke facebook anda…

Selesai, mungkin inilah cara yang sederhana yang bisa saya tulis. Anda masih bisa mengeksplorasi fitus-fitur Photoshop agar sesuai dengan keinginan.

 

 

 i

CARA KETIGA MENGHILANGKAN LATAR BELAKANG FOTO

  1. Buka gambar yang akan Anda gunakan, pada tutorial kali ini saya menggunakan gambar di bawah ini.



     
     

  2. Untuk membuka gambar yang Anda butuhkan, Anda bisa mengklik menu File, kemudian pilih Open, lalu cari lokasi penyimpanan file Anda.
  3. Setelah itu , Drag gambar kedua ke gambar pertama dengan menggunakan Move Tool (V) yang terletak pada Tool Box.


  4. Perkecil gambar kedua dengan menarik ujung-ujungnya dan menekan tombol shift (agar tingkat proporsionalitas gambar tetap terjaga).


  5. Kemudian kembali pilih Layer 1, kemudian
    pilih Paths, lalu pilih Create New Paths


  6. Lalu pilih Pen Tool yang terdapat di tool box atau dengan menekan tombol P pada keyboard, lalu seleksi gambar tersebut seperti berikut, lakukan hingga selesai.
  7. Setelah selesai, pilih load path as a selection


  8. Lalu tekan tombol Ctrl + Shift + I pada keyboard, lalu tekan tombol Delete. Maka gambar akan tampak seperti berikut.


  9. Untuk mengahaluskan daerah perbatasan gambar, Anda bisa menggunakan blur tool (R), pada sisi-sisinya.
  10. Lakuakan finishing gambar sesuai dengan keinginan Anda, misalnya dengan menambhakan kata-kata seperti berikut.


  11. Selamat mencoba

 

 

 

 

CARA KE EMPAT MENGHILANGKAN LATAR BELAKANG FOTO ATAU GAMBAR

Salah satu tool yang sering digunakan dalam proses editing pada Adobe Photoshop adalah Mode quick mask. Mode quick mask memungkinkan kita menggunakan seluruh perangkat pada Photoshop untuk menyunting bingkai pemilihan. Di sini kita akan memisahkan gambar dari latar belakangnya, untuk dipindahkan pada objek lain.

LANGKAH-LANGKAHNYA:
1. Ambil gambar yang ingin kita pindahkan. File > Open …:

Contoh:
Disini penulis menggunakan gambar di bawah ini, anda bisa menggunakan gambar lain yang terpenting adalah mengikuti petunjuk dan tekniknya

2. Tentukan titik awal yang baik, pada mode quick mask kita dapati bahwa bagian yang tidak dipilih akan terbungkus lapisan berwarna merah, istilahnya RUBYLITH. Pada gambar di atas kita akan memisahkan gambar dua manusia yang sedang berjabat tangan.
Pilih Select > Color Range…, klik warna terang pada baju, tentukan nilai fuziness 124

3. Masuki mode quick mask

Klik mode quick mask pada icon yang ditunjuk panah gambar di atas

4. Pilih Paint brush, merupakan tool yang paling dasar untuk penyuntingan quick mask. Untuk mengaktifkannya tekan B

5. Atur warna latar depan dan belakang (Background dan Foreground), tekan D untuk menampilkan warna latar depan dan belakang secara default, yakni hitam dan putih. Untuk menukar warna kita tinggal tekan X aja. Lalu sapu gambar. Ingat daerah yang akan dipilih, kita sapu dengan warna latar depan putih. Untuk menambahkan rubylith, kita sapu dengan warna latar depan hitam.

kita bebas menggunakan tool pemilihan (Selection Tool) untuk melindungi daerah tertentu, misalnya menggunakan lasso tool atau yang lainnya.
Atur pula kehalusan brush pada baris pilihan yang letaknya di bawah baris menu, Lalu Brush Gambar yang diinginkan


Hasilnya gambar manusia yang berjabat tangan di atas tidak lagi berwarna merah

6. Jika kita sudah mendapatkan mask yang dinginkan, tekan Q untuk beralih ke mode standar, keluar dari quick mask.

7. Geser gambar yang sudah dipilih tadi dengan menggunakan tool move ke dalam gambar yang akan dijadikan latar belakang baru.
Misal: Gambar Pantai…

Menarik bukan mengubah background Foto ^_^ dengan Photoshop

Selamat mencoba…..

Terima Kasih

Semoga Bermanfaat…

 

 

 

 

 

 

SUMBER : http://sikkahoder.blogspot.com

Penyakit jantung tirotoksik : pengobatan dan diagnosa

Kelainan jantung pada thyrotoxicosis mula-mula digambarkan oleh PERRY pada tahun 1825. Ia menemukan tanda-tanda palpitasi, aritmi dan pembesaran jantung pada beberapa penderita thyrotoxicosis. Thyrotoxicosis / Thyroid Storm (Keracunan hormon tiroid ) adalah terjadinya kemunduran fungsi organ yang mengancam jiwa akibat peningkatan dari hormon tiroid. Tirotoksikosis merujuk pada sindrom klinis hipermetabolik akibat peningkatan serum kadar hormon tiroid, khususnya tiroksin bebas (T4) dan / atau triiodothyronine (T3).

Krisis tiroid adalah kondisi hipermetabolik yang mengancam jiwa dan ditandai oleh demam tinggi dan disfungsi sistem kardiovaskular, sistem saraf, dan sistem saluran cerna. Awalnya, timbul hipertiroidisme yang merupakan kumpulan gejala akibat peningkatan kadar hormon tiroid yang beredar dengan atau tanpa kelainan fungsi kelenjar tiroid. Ketika jumlahnya menjadi sangat berlebihan, terjadi kumpulan gejala yang lebih berat, yaitu tirotoksikosis. Krisis tiroid merupakan keadaan dimana terjadi dekompensasi tubuh terhadap tirotoksikosis tersebut. Tipikalnya terjadi pada pasien dengan tirotoksikosis yang tidak terobati atau tidak tuntas terobati yang dicetuskan oleh tindakan operatif, infeksi, atau trauma.

Istilah Penyakit Jantung Thyrotoxic (PJT) mula-mula diusulkan oleh LEVIN dan STRGIS pada tahun 1924. Walaupun demikian hubungan antara hipersekresi hormon thyroid dan kelainan jantung belum begitu jelas sampai saat ini. Yang jelas pada thyrotoxicosis ditemukan adanya peninggian cardiac output disertai penggunaan oxygen berlebihan yang dapat membebankan pekerjaan jantung.

Beberapa peneliti menganggap PJT adalah suatu penyakit jantung yang murni, diakibatkan kelebihan hormon thyroid. Sebagian lain berpendapat bahwa suatu penyakit jantung lain mendahului atau bersamaan dengan PJT ; keadaan thyrotoxicosis mempermudah atau mempercepat munculnya gejala-gejala kelainan jantung.
BACA KELANJUTANNYA….
Penyakit jantung tirotoksik : pengobatan dan diagnosa.

Memprediksi, Kesulitan dan Cara Ekstubasi Trakea

Pembebasan jalan napas merupakan tindakan pertama dan terpenting yang harus dilakukan pada saat melakukan anestesi umum. Intubasi dengan pipa endotrakea merupakan cara yang paling sering dilakukan dalam anestesi umum untuk penguasaan jalan napas sehingga tindakan anestesi menjadi lebih aman. Intubasi endotrakeal adalah suatu tindakan memasukkan pipa khusus kedalam trakea, sehingga jalan nafas menjadi bebas dan nafas menjadi mudah dibantu atau dikendalikan. Intubasi endotrakeal dapat dilakukan dengan memasukkan pipa dari hidung, mulut atau trakeal stoma. Sedangkan tindakan ekstubasi berarti kebalikan dari tindakan intubasi yaitu mengeluarkan pipa endotrakeal yang telah di masukan pada tindakan intubasi.

Tindakan intubasi trakea terutama pada jalan napas yang sulit begitu banyak mendapat perhatian, disisi lain ekstubasi trakea relatif kurang diperhatikan, padahal masalah-masalah yang terjadi setelah ekstubasi trakea cukup banyak seperti yang dilaporkan oleh ASA Closed Claims Study. Efek merugikan terhadap sistem respiratori setelah ekstubasi sebesar 35 kasus dari 522 kasus (7%), yang meliputi ketidak adekuatan ventilasi, obstruksi jalan napas, spasme bronkus dan aspirasi. Laporan lain menyatakan bahwa 4 – 9% kejadian yang serius terhadap respirasi terjadi segera setelah ekstubasi

Ruth dkk menyatakan pentingnya pencegahan dalam tindakan anestesia. Mathew dkk dalam studi retrospektif melaporkan bahwa lebih dari 13.000 tindakan anestesi, hanya 0,19% memerlukan tindakan reintubasi, dimana sebagian besar kasus tersebut dapat dicegah. Para ahli anestesiologi sepakat bahwa segera setelah ekstubasi adalah saat dimana pasien dalam keadaan rentan. Pada saat itu dapat terjadi spasme laring, aspirasi, ketidak adekuatan patensi jalan napas atau pusat kendali napas yang akan menyebabkan terjadinya hipoksemia. Walaupun hipoksemia sering dapat dikoreksi dalam hitungan menit, namun walaupun jarang, hipoksemia pasca ekstubasi dapat cepat memburuk menimbulkan masalah yang serius.

Pada tinjauan pustaka ini akan dibahas mengenai perubahan fisiologis dan patofisiologis fungsi respirasi yang berhubungan dengan tindakan anestesi dan pembedahan pasca ekstubasi, pengaruh ekstubasi itu sendiri, kriteria yang digunakan untuk memprediksi ekstubasi yang baik, kesulitan ekstubasi dan teknik-teknik khusus sekaligus intervensi lain untuk ekstubasi trakea.

Memprediksi, Kesulitan dan Cara Ekstubasi Trakea.

RESPON ORANG TUA TERHADAP BAYI BARU LAHIR (BBL)

Bounding attachment

Definisi

  • Bonding attachment terjadi pada kala IV, dimana diadakan kontak antar ibu, ayah-anak dan berada dalam ikatan kasih. žBonding merupakan suatu ketertarikan mutual pertama antara individu, misalnya antara orang tua dan anak, saat pertama kali mereka bertemu (Brazelton (1978))
  • žBounding adalah suatu langkah untuk mengungkapkan perasaan areksi (kasih saying) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir. žBounding merupakan satu langkah awal untuk mengungkapkan perasaan afeksi ( kasih sayang )
  • žmenurut Nelson dan May (1996) attachment merupakan ikatan antara individu meliputi pencurahan perhatian serta adanya hubungan emosi dan fisik yang akrab
  • žattachment adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu
  • Attachment adalah suatu perasaan menyayangi atau loyalitas yang mengikat individu dengan aidividu lain (Brazelton (1978))
  • Attachment adalah suatu perasaan menyayangi atau loyalitas yang mengikat individu dengan aidividu lain. Atachmen merupakan interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.
  • žMenurut Klaus, kenell (1992), bonding attachment bersifat unik, spesifik, dan bertahan lama. Mereka juga menambahkan bahwa ikatan orang tua terhadap anaknya dapt terus berlanjut bahkan selamanya walau dipisah oleh jarak dan waktu dan tanda-tanda keberadaan secara fisik tidak terlihat.
  • žMenurut MATERNAL NEONATAL HEALTH.
    Bonding attachment adalah kontak dini secara langsung antara ibu dan bayi setelah proses persalinan, dimulai pada kala III sampai dengan postpartum.
žBounding Atachmen adalah kontak awal antara ibu dan bayi setelah kelahiran, untuk memberikan kasih sayang yang merupakan dasar interaksi antara keduanya secara terus menerus. Dengan kasih sayang yang diberikan terhadap bayinya maka akan terbentuk ikatan antara orang tua dan bayinya.

Prakondisi yg m’pengaruhi ikatan (mercer, 1996)

  • žKesehatan emosional orang tua
  • Sistem dukungan social yang meliputi pasangna hidup, teman dan keluarga
  • Suatu tigkat keterampilan alam berkomunikasi dan dalam member asuhan yang kompeten
  • Kedekatan orang tua dengan bayi
  • Kecocokan orang tua-bayi (termasuk keadaan, temperamen, dan jenis kelamin)

Tahap-tahap bounding attachment

  • žPerkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.
  • žBounding (keterikatan)
  • Attachment, perasaan kasih sayang yang mengikat individu dengan indivudu lain

Menurut Klaus, Kenell (1982), bagian penting dari ikatan ialah perkenalan

Elemen-elemen bounding attachment meliputi:

1.Sentuhan

  • Sentuhan, atau indera peraba, dipakai secara ekstensif oleh orang tua dan pengasuh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya.
  • Penelitian telah menemukan suatu pola sentuhan yang hampir sama yakni pengasuh memulai eksplorasi jari tangan ke bagian kepala dan tungkai kaki.
  • Tidak lama kemudian pengasuh memakai telapak tangannya untuk mengelus badan bayi dan akhirnya memeluk dengan tangannya. Gerakan ini dipakai menenangkan bayi.

2. Kontak mata

  • Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak mata, orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak wktu utuk salaing memandang. Beberap ibu mengatakan, dengan melakukan kontak mata mereka merasa lebih dekat degan bayinya

3. Suara

  • Saling mendenganr dan meresponi suara antara orang tua dan bayinya juga penting. Orang tua menunggu tangisan pertama bayinya dengan tegang. Sedangkan bayi akan menjadi tenag dan berpaling kea rah orang tua mereka saat orang tua mereka berbicara dengan suara bernada tinggi.

4. Aroma

  • Perilaku lain yang terjalaina antara orang tua dan bayi ialah respons terhadap aroma / bau masing-masing. Ibu mengetahui setiap anak memiliki aroma yang unik. Sedangkan bayi belajar dengan cepat untuk membedakan aroma susu ibunya.

5. Entraiment (gaya bahasa)

  • Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraaan orang dewasa. Mereka menggoyang tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki, seperti sedang berdansa mengikut nada suara orang tuanya. Entrainment terjadi saat anak mula berbicara. Irama ini berfungsi memberi umpan balik positif kepada orang tua dan menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang positif.

6. Bioritme (Irama kehidupan)

  • Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan ritme alamiah ibuya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru lahir ialah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsive. Hal ini dapat meningkatkan interaksi social dan kesempatan bayi untuk belajar.

7. Kontak dini

  • Saat ini, tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukkan bahwa kontak dini setelah lahir merupakan hal yang penting hubungan orang tua-anak.
  • Namun menurut Klaus, Kennel (1982), ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh dari kontak dini:
  1. Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat
  2. Reflek menghisap dilakukan dini
  3. Pembentuk kekebalan aktif dimulai
  4. Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak

Prinsip dan upaya meningkatkan bounding attachment

a. Menit pertama jam pertama
b. Sentuhan orang tua pertama kali
c. Adanya ikatan yang baik dan sistematis
d. Terlibat proses persalinan
e. Persiapan PNC sebelumnya
f. Adaptasi

g. Kontak sedini mungkin sehingga dapat membangut dalam member kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu, serta member rasa nyaman

h. Fasilitas untuk kontak lebih lama

i.  Penekanan pada hal-hal positif

j.  Perawat meternitas khusus (bidan)

l.  Libatkan anggota keluarga lainnya

k.  Informasi bertahap mengenai bounding attachment

Dampak Positif & Hambatan Bounding Attachment

žDampak positif bounding attachment

  • Bayi merasa dicintai, diperhatikan,  mempercayai, menumbuhkan sikap social Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi

Hambatan bounding attachment

  • Kurang support sistem
  • Ibu dengan risiko
  • Bayi dengan risiko
  • Kehadiaran bayi yang tidak diinginkan

Respon Ayah dan Keluarga

  • žAyah mungkin menjadi anggota keluarga yang terlupakan, terutama bila hal ini merupakan anak yang pertama. Sebelum bayi tiba di rumah, ia merupakan bagian terbesar dari keluarganya yang terdiri dari dua orang.
  • Kini rumah menjadi tidak terkendali, makan menjadi tidak terjadwal, tidur mengalami gangguan dan hubungan seksual untuk sementara ditangguhkan.
  • Ayah harus dilibatkan dalam perwatan anak dan pemeliharaan aktivitas rumah. Dengan berbagai tanggung jawab seperti ini, mereka menjadi bagian dari pengalaman mengasuh anak. Sebagai akibat, pasangan menjadi lebih dekat
  • žSebagai ayah baru, peran ayah tidak kurang rumitnya dibandingkan peran istri. Tentu sang ayah tidak mengandung si bayi selam 9 bulan, tetapi harus membuat penyesuaian secara fisik dan emosi ketika waktu persalinan semakin dekat dan persiapan untuk bayi menjadi penting sekali.
  • Ketika bayi akhirnya lahir, sang ayah mungkin merasa sangat lega dan juga gembira serta gugup. Sewaktu menyaksikan kelahiran bayi, perasaan komitmen dan cinta membanjir ke permukaan menghilangkan kekhwatiran bahwa sang ayah tidak akan pernah mempunyai keterikatan dengan bayinya.
  • Sang ayah juga merasakan penghargan yang besar dan cinta kepada istri lebih dari pada sebelumnya
  • Pendekatan terbaik adalah menjadi ayah yang seaktif mungkin. Misalnya, saat istrinya melahirkan di rumah sakit, ayah mungkin di tempatkan di dalam ruang rawat gabung sampai waktunya membaw pulang bayi ke rumah. Ini akan membantu ayah merasa tidak seperti penonton tetapi lebih sebagai peserta aktif.
  • Ayah akan mengenal bayinya dari permulaaan juga memungkinkan ayah berbagi pengalaman emonsional dengan istirnya.
  • žBegitu selurh keluarga berada di rumah, sang ayah dapat dan harus membantu memakaikan popok, memandikan dan membuat senang bayi.
  • Tidak ada alasan mengapa seorang ayah tidak mampu melaksanakan pekerjaan sehari-hari mengurus rumah dan anak sebaik ibu. Umumnya ayah yang bersedia mengurus rumah tangga hanya untuk menyenangkan istrinya saja. Alangkah baiknya jika pekerjaan ini dikerjakan dengan perasaan bahwa sudah selayaknya menerima tanggung jawab di dalam rumah yaitu merawat anak dan rumah tangga sehari-hari

Sibling Rivally

definisi

  • persaingan saudara kandung adalah kecemburuan, kompetisi, dan berkelahi antara saudara.
  • Persaingan ini dimulai segera setelah kelahiran anak yang kedua.

faktor penyebab sibling rivalry

  • žKasih sayang orang tua yang terbagi.
  • žKecenderungan terhadap satu anak
  • Orang tua memuji kelebihan anak yang lain dihadapan anak yang memiliki kekurangan

alasan anak merasa cemburu dan benci terhadap saudaranya

  • žKasih sayang, cinta, dan perhatian orang tua yang terbagi dengan saudaranya.
  • Adanya konflik dan ketidaksetujuan hidup bersama dengan orang lain dalam jangka waktu yang cukup lama.
  • Favoritisme orang tua terhadap salah seorang anak dapat memicu dendam anak yang lain.
  • Kemampuan masing-masing anak yang berbeda dengan usia yang tidak jauh berbeda dan jenis kelaminnya sama.

Bentuk Perilaku Sibling Rivalry

  • žbersifat langsung yang dimunculkan dalam bentuk perilaku agresif mengarah ke fisik seperti menggigit, memukul, mencakar, melukai, dan menendang atau usaha yang dapat diterima secara sosial untuk mengalahkan saingannya.
  • reaksi tidak langsung yang dimunculkan bersifat lebih halus sehingga sulit untuk dikenali seperti: mengompol, pura-pura sakit, menangis, dan menjadi nakal.

Dampak sibling rivalry

  • žpertengkaran yang terus menerus dipupuk sejak kecil akan terus meruncing saat anak-anak beranjak dewasa.
  • Mereka akan terus bersaing dan saling mendengki
  • Dengan adanya persaingan dalam diri anak, tertanam asumsi bahwa saudara kandung adalah saingannya dan anak harus paling baik diantara saudara kandungnya
  • Dampak yang paling fatal dari sibling rivalry adalah putusnya tali persaudaraan jika kelak orang tua meninggal

Penatalaksanaan sibling rivalry

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi frekuensi maupun intensitas sibling rivalry :

  • žLibatkan anak dalam mempersiapkan kelahiran adik.
  • Beri anak perhatian dan cinta yang khusus.
  • Jangan membanding-bandingkan anak.
  • Jangan menjadikan anak sebagai pengasuh adiknya
  • Buatlah pembagian tugas rumah masing-masing anak
  • Kembangkan dan ajarkan anak bersikap empati dan memperhatikan saudaranya yang lain.

Makalah penyakit hemofilia

HEMOFILIA

 

 

 

 

 

PENGERTIAN

 

 

Hemofilia adalah: penyakit perdarahan yang disebabkan oleh kelainan pembekuan darah yang herediter akibat adanya defisiensi factor VIII, IX,dan XI

 

 

 

 

KLASIFIKASI

 

    Pada saat ini dikenal 2 bentuk hemofilia, yaitu hemophilia A, karena kekurangan faktor VIII (anti-hemophilic factor) dan hemophilia B, karena kekurangan faktor IX (Christmas factor).

Hemofilia A merupakan bentuk yang sering dijumpai, yaitu sebanyak 80-85% dengan angka kejadian diperkirakan sebanyak 30-100/106 dari populasi dunia. Dan sekitar 10-15% adalah hemofilia B.

Adapun klasifikasinya bergantung pada kadar faktor VIII dan faktor IX dalam plasma.

 

Gradasi (hemofilia A dan B)

Kadar faktor pembekuan darah

Episode perdarahan

Berat

<1% 

Perdarahan spontan atau akibat trauma ringan 

Sedang

1-5% 

Perdarahan terjadi karena trauma yang lebih berat 

Ringan

5-30% 

Perdarahan akibat operasi ringan seperti cabut gigi, atau sirkumsisi 

 

 

 

 

 

 

 

 

ETIOLOGI

    Hemofilia diturunakan secara X-linked resesif. Gen untuk faktor VIII dan IX terletak pada ujung lengan panjang (q) kromosom X (region Xq2.6). gen ini sangat besar dan terdiri dari 26 ekson. Protein factor VIII meliputi region rangkap tiga A1, A2, A3 dengan homologi sebesar 30% antar mereka, suatu region rangkap dua C1, C2 dan suatu dominan B yang sangat terglikosilasi, yang dibuang pada factor VIII diaktifkan oleh thrombin.

Defeknya adalah tidak ada atau rendahnya kadar faktor VIII plasma. Sekitar separuh dari pasien-pasien tersebut mengalami mutasi missense atau frameshift (geser) atau delesi dalam gen factor VIII. Pada yang lain, ditemukan inverse flip-tip yang khas, dengan gen faktor VIII yang rusak oleh suatu inverse pada ujung kromosom X. Mutasi ini menyebabkan bentuk klinis hemophilia A yang berat.

Jika seorang perempuan dengan pembawa sifat (carrier) gen hemofilia menikah dengan laki-laki normal maka kemungkinan anak yang akan dilahirkan dengan hemofilia adalah 25%, sedangkan anak sebagai pembawa sifat adalah 25%, dan anak tanpa hemofilia 50%.

Jika perempuan normal menikah dengan laki-laki penderita hemofilia maka kemungkinan anak yang dilahirkan adalah 50% sebagai pembawa sifat hemofilia, dan 50% tanpa hemofilia (normal).

 

 

KRITERIA DIAGNOSIS

  • Adanya kecenderungan terjadinya perdarahan yang sulit berhenti. Timbul kebiruan atau hematoma setelah trauma ringan, atau terjadinya hemarthrosis.
  • Riwayat keluarga; ada riwayat anggota keluarga yang memiliki gejala yang sama
  • Jumlah trombosit normal
  • Masa Perdarahan (Bleeding Time) normal
  • Masa pembekuan memanjang
  • Masa protrombin (protrombin time, PT) normal
  • Masa tromboplastin parsial memanjang (Activated Partial Thromboplastin Time, APTT)

DIAGNOSIS BANDING

 

    Defisiensi faktor XII

 

    Penyakit Von Willebrand

 

 

 

PEMERIKSAAN PENUNJANG

 

    Darah rutin : Hb, leukosit, trombosit, morfologi darah tepi

    Waktu perdarahan, waktu pembekuan

    PT, PTT

    TGT/PTT substitution test

 

 

 

PENYULIT

 

    Perdarahan hebat

    Artritis kronik karena hemartrosis berulang

    Penyulit setelah terapi : Infeksi, hepatitis B atau C post ransfusi, SGOT

    SGPT , infeksi HIV, timbulnya inhibitor setelah transfuse berulang.

 

 

 

KONSULTASI

 

    Bagian terkait : Ortopedi

 

        Ahli hematologi

 

        Fisioterapi

        

        Dokter gigi

 

        Ahli penyakit infeksi

 

TERAPI

 

Umum

    Mencegah perdarahan dengan cara menghindari trauma

    Tidak melakukan tindakan yang dapat menimbulkan perdarahan seperti

    mencabut gigi atau sirkumsisi tanpa persiapan.

 

Khusus

Hemofilia A

Transfusi konsentrat factor VIII atau krioprespirat

Hemofilia B

Transfusi konsentrat faktor IX

Hemofilia C

Plasma segar 10-15mL/kgbb

 

 

Tabel 9.1 Terapi Perdarahan pada Hemofilia A

Jenis perdarahan 

Dosis Konsentrat Faktor VIII 

Hemartrosis 

20-40 U/kgbb atau 15 U/kgbb bila diberikan sejak awal. Pemberian diulang setiap hari sampai fungsi sendi normal kembali.

Hemotom atau perdarahan otot 

20 U/kgbb. dapat diberikan secara alternate sampai membaik.

Pencabutan gigi 

20 U/kgbb dan terapi antifibrinolitik

Epistaksis

Tekan selama 15-20 mnt, paasang tampon oli, terap antifibrinolitik, konsentrat factor VIII diberikan bila terapi tersebut gagal.

Bedah mayor,perdarahan yang mengancam jiwa

50-75 U/kgbb. kemudian diteruskan infuse kontinyu 2-4 U/kgbb/jam untuk mempertahankan kadar faktor

VIII > 100 U/dL selama 24 jam ; kemudian diteruskan infuse kontinyu 23 U/kgbb/jam selama 5-7 hr untuk mempertahankan kadarnya > 50 U/dL dan 5-7 hr kemudian pada kadar >30U/dL

Perdarahan iliopsoas

50 U/kgbb kemudian diteruskan dengan

25 U/kgbb tiap 12 jam sampai asimtomatik, dan diteruskan dengan 20 U/kgbb secara alternate sampai total pemberian selama 10-14 hr.

Hematuria

Istirahat, cairan 1½x rumatan, bila perdarahan tidak terkontrol beri konsenrat factor VIII 20 U/kgbb, bila masih belum terkontrol beri prednisone (kecuali pada infeksi HIV)

Profilaksis

20 U/kgbb setiap 2-3 hr untuk mencapai kadar ≥ 1%

Sumber : Montgomery dan Scott ;2004

 

 

 

 

 

 

Tabel 9.2 Terapi Perdarahan pada Hemofilia B

Jenis perdarahan 

Dosis Konsentrat Faktor IX 

Hemartrosis 

40 U/kgbb atau 30 U/kgbb bila diberikan sejak awal. Pemberian diulang setiap hari sampai funsi sendi normal kembali. Petrtimbangkan terapi profilaksis.

Hemotom atau perdarahan otot 

40 U/kgbb. dapat diberikan setiap 2-3 hr sekali sampai membaik.

Pencabutan gigi 

40 U/kgbb dan terapi antifibrinolitik

Epistaksis

Tekan selama 15-20 mnt, pasang tampon oli, terapi antifibrinolitik, konsentrat factor IX dengan dosis 30 U/kgbb diberikan bila terapi tersebut gagal.

Bedah mayor,perdarahan yang mengancam jiwa

120 U/kgbb. kemudian diteruskan 50-60 U/kgbb setiap 12-24 jam untuk mempertahankan kadar > 50 U/dL selama 5-7 hr dan kemudian pada kadar >30 U/dL selama 5 hr.

Perdarahan iliopsoas

120 U/kgbb kemudian diteruskan dengan

50-60 U/kgbb tiap 12-24 jam untuk mempertahankan kadar > 40 U/dL sampai asimtomatik, dan diteruskan dengan 40-50 U/kgbb secara alternate sampai total pemberian selama 10-14 hr.

Hematuria

Istirahat, cairan 1½x rumatan, bila perdarahan tidak terkontrol beri konsenrat factor IX 40 U/kgbb, bila masih belum terkontrol beri prednisone (kecuali pada infeksi HIV)

Profilaksis

30 U/kgbb setiap 2-3 hr untuk mencapai kadar ≥ 1%

Sumber : Montgomery dan Scott ;2004

 

 

 

PROGNOSIS

 

    Tergantung penyulit

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

    Casella JF, Pelidis MA. Disorders of coagulation factors: general approach to coaglopathies. Dalam : McMillan JA, De Angelis CD, Feigin RD, Warshaw JB, penyunting. Oski’s pediatrics principles and practice. Edisi ke-3. Philadelphia:Lippincott William & Wilkins; 1999. h. 1481-90.

Hilgartner MW, Corrigan JJ. Coagulation disorders. Dalam: Miller DR, Baehner RL, Miller LP, penyunting. Blood diseases of infancy and childhood. Edisi ke-7. St.Louis:Mosby;1995. h. 924-86.

Hematologi onkologi anak. Cetakan ke 3. Balai penerbit IDAI. 201

Indonesian hemophilia society. Hemofilia. 2007 Diambil dari http://www.hemofilia.or.id/hemofilia.php tanggal 13 mei 2010

Hoffbrand A.V. Pettit J.E. Moss P.A.H. Kapita selekta hematologi. Ed 4. Jakarta: EGC. 2005. P 245-9

http://www.cdc.gov/ncbddd/hemophilia/data.html

http://healthresources.caremark.com/Imagebank/Articles_images/Hemophilia.gif

 

Lanzkowsky P. Manual of pediatric hematology and oncology. Edisi ke-2. New York: Churcill Livingstone Inc.; 1995.

 

Montgomery RR, Scott JP. Hemorrhagic and thrombotic diseases. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, enson HB, Penyunting. Nelsontextbook of pediatricks. Edisi ke-17. Philadelphia: WB Saunders; 2004. h. 1651-74.

REFERAT

 

HEMOFILIA PADA ANAK

 

 

 


 

 

 

 

Pembimbing:

dr. Nur Hidayah,SpA

 

Penyusun :

Ismiar Asthika

11-2010-047

 

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Maret 2012

Jakarta 2012

 

Membuat foto efek gambar terbakar dengan photoshop

MANUSIA TERBAKAR

Kali ni kita akan membuat manusia api dengan racikan photoshop, dengan cara yang mudah dan sederhana: yuk ikuti langkah mudahnya dibawah ini:

1. siapkan foto yang akan di beri efek api, kemudian berikan efek curves ( Ctrl + M ) atur seperti pada gambar :

2. Kemudian kasih neon glow pada gambar ( filter > artistic >> neon glow ) atur sesuai gambar dibawah:

3 Setelah itu kita desaturate gambarnya ( image > adjustment >> desaturate ):

4. Setelah itu kita atur pencahayaan dengan brigthnes & contrase (  image > adjustment >> brightnes/contrast ) atur sesuai dengan gambar:

5. Sekarang duplicate backgroundnya ( layer > duplicate layer)
Aktif pada layer hasil duplikat tadi kemudian  kita kasih efek glowing edges (filter > stylesh >> glowing edges..) atur sesuai dengan gambar:

6. Ubah blending modenya dari normal menjadi screen:

7. Setelah itu dengan menggunakan smudge tool (yang dilingkari merah), kemudian sapukan sesuai arah pada panah2 merah (ingat kita aktif pada layer background copy) lihat gambar:

8. Setelah itu kita kasih efek gausian blur pada background asli/yang bawah ( filter > blur >> gausian blur ) :
Pilih Radius 1.1 , OK

9. Oke sekarang kasihkan beberapa accesoriesnya J dengan lens flare ( filter > render >> lens flare ) kita atur tempatnya (ditangan) :

Dimata:

10. Oya agar api nantinya lebih berkobar kita tambahin coretan dengan brush (warna putih) seperti pada gambar:

11. Kemudian dengan smudge tool kita buat kayak tadi ( langkah 7) hasilnya:

Nah sekarang kita nyalakan apinya :
– ubah warna menjadi grayscale ( image > Mode >> grayscale) ntar ada pemberitahuan di flaten/dijadikan satu gak layernya, pilih flatten aja:
– kemudian kita ubah lagi menjadi index color ( image > Mode >> indexed color )
– terakhir kita kasih deh apinya dengan color table ( image > Mode >> color table dan pilih black body) :

Hasilnya kira2 kayak gini nih: ….

manusia API – Fire Man (jadi inget Fantastic 4)

Selamat mencoba
Semangat, terimakasih Semoga Bermanfaat…]

Membuat foto berefek ledakan dengan photoshop

Disappear Photo Effect

Tutorial Photoshop ini mengikuti Teori Penyubliman(alah…). Tidak perlu banyak Bahasa basil g gan… cekidot…
Sebelumnya silahkan Download Brush-nya Disini
Download brush

2. Setelah terbuka, Duplikatkan image background atau image pertama tadi atau tekan Ctrl+J

3. Setelah itu kembali ke layer background, lalu gunakan Clone Tool, tutupi sebagian gambar Devon

Lalu gunakan Heal Tool untuk memperhalus Cloningan tadi

4. Kembali lagi ke Layer 1, lalu buat New Layer

5. Load brush yg sudah di Download tadi dengan cara mereplacenya, lalu brows dimana anda meletakkan/menyimpan brush tadi.

Klik brush tool >> Klik kanan pada layer >> Replace Brushes…

6. Gunakan Eyedropper untuk menyamakan warna brush dengan warna gambar/object, lalu klik kembali brush, tempatkan Brush sesuai warna.

7. Usahakan brush tersusun dengan baik dan rapi. Jika ada kesulitan untuk menggunakan brush, bias dibaca di ilmugrafis.com tentang penjelasan pemakaian Brush.

8. Kembali ke Layer 1
Lalu gunakan Eraser Tool (E) Gunakan Brush yang sama seperti tadi, atau gunakan cara : Klik Eraser Tool >> Klik kanan pada Layer >> Replace Brushes… seperti pada langkah no. 5 hanya beda Tool.

9. Lalu hapus bagian-bagian yang dirasa perlu untuk dihapus pada layer 1

10. Kemudian Flatten Image : Layer >> Flatten Image setelah manyatu duplikatkan lagi  Layer Background (Ctrl+J).

11. Blur Layer 1 : Filter >> Blur >> Gaussian Blur, kemudian ubah opacity Layer 1 menjadi 55%, sebenarnya langkah ini tidak harus digunakan, hanya untuk member kesan Soft saja.

Selesai, tinggal Save As aja gan… 😀

Sublime Angel – Devon Aki (original creation ervyn – ilmugrafis.com)

Demikian gan manipulasi Photo cara yg sederhana saja yang sebenarnya ada cara yang lebih sulit, tapi saya pakai yang ini, cepat dan tidak repot… hehehehe…

Semangat gan, terimakasih semoga bermanfaat

Contoh format daftar riwayat hidup

ANAK LAMPIRAN I-C : KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

NOMOR         : 11 TAHUN 2002

TANGGAL     : 17 JUNI 2002

 

 

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

 

  1. KETERANGAN PERORANGAN

     

1.

Nama Lengkap

 

2. 

N I P

 

3. 

Pangkat dan Golongan Ruang

 

4. 

Tempat Tanggal Lahir

 

5. 

Jenis Kelamin

Pria/Wanita

6. 

A g a m a

 

7. 

Status Perkawinan

Belum Kawin/Kawin/Janda/Duda

   
  1. Jalan
 
   
  1. Kelurahan/Desa 
 

8. 

Alamat Rumah

  1. Kecamatan 
 
   
  1. Kabupaten/Kota 
 
   
  1. Propinsi 
 
   
  1. Tinggi (Cm) 
 
   
  1. Berat Badan (Kg) 
 
   
  1. Rambut 
 

9. 

Keterangan Badan 

  1. Bentuk Muka 
 
   
  1. Warna Kulit 
 
   
  1. Ciri-ciri Khas 
 
   
  1. Cacat Tubuh 
 

10. 

Kegemaran (Hoby)

 

 

  1. PENDIDIKAN

     

  2. Pendidikan di Dalam dan di Luar Negeri

     

NO 

TINGKAT 

NAMA PENDIDIKAN 

JURUSAN 

STTB/TANDA LULUS/IJAZAH TAHUN 

TEMPAT 

NAMA KEPALA SEKOLAH/DIREKTUR/DEKAN/PROMOTOR 

1 

2 

3 

4 

5 

6 

7 

1. 

SD 

         

2. 

SLTP 

         

3. 

SLTA 

         

4. 

D.I 

         

5. 

D.II 

         

6. 

D.III/AKADEMI 

         

7. 

D.IV 

         

8. 

S.I 

         

9. 

S.2 

         

10. 

S.3

         

11. 

SPESIALIS I 

         

12. 

SPESIALIS II 

         

13. 

PROFESI 

         

 

  1. Kursus/Latihan di Dalam dan Luar Negeri

No 

Nama Kursus/Latihan

Lamanya (Tgl.Bulan/thn) s/d (Tgl./Bln/Thn) 

Ijazah/Tanda Lulus/Surat Keterangan.Tahun 

Tempat 

Keterangan 

1 

2 

3 

4 

5 

6 

           
           
           
           
           
           
           
           
           
           

 

 

 

  1. RIWAYAT PEKERJAAN

     

  2. Riwayat Kepangkatan Golongan Ruang Penggajian

     

No 

Pangkat 

Gol.Ruang Penggajian 

Berlaku TMT 

Gaji Pokok 

Surat Keputusan 

Peraturan yang dijadikan dasar 

Pejabat 

Nomor 

Tanggal 

1 

2 

3 

4 

5 

6 

7 

8 

9 

                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 

 

 

 

 

  1. Pengalaman Jabatan/Pekerjaan

     

No 

Jabatan Pekerjaan 

Mulai dan Sampai 

Gol. Ruang Penggajian 

Gaji Pokok 

Surat Keputusan 

Pejabat 

Nomor 

Tanggal 

1 

2 

3 

4 

5 

6 

7 

8 

               
               
               
               
               
               
               
               
               

 

  1. TANDA JASA/PENGHARGAAN

     

NO 

NAMA BINTANG / SATYA LENCANA / PENGHARGAAN 

TAHUN PEROLEHAN 

NAMA NEGARA/INSTANSI YANG MEMBERI 

1 

2 

3 

4 

       
       
       
       
       
       

 

  1. PENGALAMAN KE LUAR NEGERI

     

NO 

NEGARA 

TAHUN KUNJUNGAN 

LAMANYA

YANG MEMBERI 

1 

2 

3 

4 

5 

         
         
         
         
         
         
         

 

  1. KETERANGAN KELUARGA
    1. ISTERI/SUAMI

       

No 

N a m a 

Tempat Lahir 

Tanggal Lahir 

Tanggal Menikah 

Pekerjaan 

Keterangan 

1 

2 

3 

4 

5 

6 

7 

             
             
             

 

  1. ANAK

     

No 

N a m a 

Jenis Kelamin 

Tempat Lahir

Tanggal Lahir 

Pekerjaan 

Keterangan 

1 

2 

3 

4 

5 

6 

7 

             
             
             
             
             
             

 

 

 

  1. SAUDARA KANDUNG

     

No 

N a m a 

Jenis Kelamin 

Tanggal Lahir/Umur 

Pekerjaan 

Keterangan 

1 

2 

3 

4 

5 

6 

           
           
           
           
           
           
           
           
           
           

 

  1. KETERANGAN ORGANISASI
    1. SEMASA MENGIKUTI PENDIDIKAN PADA SLTA KE BAWAH

NO 

N A M A ORGANISASI 

KEDUDUKAN DLM ORGANISASI 

DARI TAHUN S/D TAHUN 

TEMPAT 

NAMA PIMPINAN ORGANISASI 

1 

2 

3 

4 

5 

6 

           
           
           
           
           

 

  1. SEMASA MENGIKUTI PENDIDIKAN PADA PERGURUAN TINGGI

NO 

N A M A ORGANISASI 

KEDUDUKAN DLM ORGANISASI 

DARI TAHUN S/D TAHUN 

TEMPAT 

NAMA PIMPINAN ORGANISASI 

1 

2 

3 

4 

5 

6 

           
           
           
           
           

 

 

 

  1. SESUDAH SELESAI PENDIDIKAN DAN ATAU SELAMA MENJADI PEGAWAI

     

NO 

N A M A ORGANISASI

KEDUDUKAN DLM ORGANISASI 

DARI TAHUN S/D TAHUN 

TEMPAT 

NAMA PIMPINAN ORGANISASI 

1 

2 

3 

4 

5 

6 

           
           
           
           
           
           
           
           

 

 

  1. KETERANGAN LAIN-LAIN

     

NO 

NAMA KETERANGAN 

SURAT KETERANGAN 

   

PEJABAT 

NOMOR 

TANGGAL 

1 

2 

3 

4 

5 

1. 

KETERANGAN 

     
 

BERKELAKUAN BAIK 

     

2. 

KETERANGAN BERBADAN SEHAT 

     

3. 

KETERANGAN LAIN YANG DIANGGAP PERLU 

 


 

 

 

 

 

 

 

 

    Demikian Daftar Riwayat Hidup ini saya buat dengan sesungghnya dan apabila di kemudian hari, terdapat keterangan yang tidak benar saya bersedia dituntut di muka Pengadilan serta bersedia menerima tindakan yang diambil oleh pemerintah.

 

 

………………………………………………………

Yang Membuat, 

 


 

 

………………………………………………….. 

 

 

PERHATIAN :

  1. Harus di tulis dengan tangan sendiri menggunakan huruf kapital/Besar dan Tinta Hitam
  2. Jika ada yang harus dicoret. Yang dicoret tersebut harus tetap terbaca kemudian yang benar ditulis di atas atau di bawahnya dan di paraf.
  3. Kolom yang kosong di beri tanda – (min)

Leucocytozoonosis :Penyakit pada ayam penyebab kematian ayam

Leucocytozoonosis

 

Leucocytozoonosis adalah penyakit yang tergolong kedalam “malari like” yang disebabkan oleh parasit darah. Penyakit ini telah tersebar luas khususnya dibenua Asia termasuk Indonesia. Kerugian yang ditimbulkan oleh penyakit ini adalah kematian, penurunan sampai dengan penghentian produksi telur dan pertumbuhan terhambat.

PENYEBAB PENYAKIT

Leucocytozoonosis pada ayam disebabkan oleh L. caulery atau L. sabrozesy yang termasuk kedalam parasit internal (dalam tubuh).Pada anak ayam , leucocytozoonosis menyebabkan angka kesakitan sebesar 0-40%, pada ayam dewasa 7-40%. Angka kematian anak ayam 7-50%, pada ayam dewasa 2-60%.

GEJALA PENYAKIT

Penyakit terjadi tanpa gejala klinis atau disertai dengan gejala klinis . Gejala klinis yang dapat ditemukan adalah feses berwarna hijau, depresi, hilang nafsu makan, muntah darah,kelumpuhan yang diikuti kematian.Pada penyakit yang tidak menunjukkan gejala klinis ditandai dengan adanya penurunan produksi telur dan penurunanberat badan.
Perubahan bedah bangkai akan ditemukan bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan pada hampir seluruh organ tubuh 9 hati, paru-paru, limpa, timus, ginjal, pankreas, usus, proventriculus, bursa fabricius,otak dan otot dada,dan otot paha). Pada rongga perut dan saluaran pernafasan bagian mulut sering dijumpai adanya gumpalan darah.

PENULARAN PENYAKIT

Penularan terjadi secara horizontal dari ayam sakit ke ayam sehat dengan perantara gigitan lalat hitam dari jenis Culicoides atau nyamuk dari jenis Simulium (mrutu).

DIAGNOSA LABORATORIUM DAN DIAGNOSA BANDING

  • Penyakit ini sering dikelirukan dengan malaria unggas, infectios laryngontracheitis (ILT), Gumboro, kolera atau keracunan sulfa.
  • Peneguhan diagnosa leucocytozoonosis dilakukan dengan pemeriksaan mikroskopis. Untuk identifikasi gametosis pemeriksaan dilakukan pada ulas darah, sedangkan untuk skizon pada histopatologis jaringan tubuh.

PENGENDALIAN PENYAKIT

Pencegahan :

  1. Melakukan sanitasi kandang ( kandnag dibersihkan,dicuci dan disemprot dengan Antisep, Formades atau Sporades), membatasi tamu, mencegah hewan liar dan hewan peliharaan lai masuk ke lingkungan kandang.
  2. Peralatan peternakan (tempat ransum, tempat minum, dll) dicuci sampai bersih. Rendam minimal 30 menit dalamMedisep 15 m/10 liter air, dilakukan 4 hari sekali. Majukan dan mundurkan jadwal desinfeksi jika harinya bertepatan dengan jadwal vaksinasi.
  3. Usaha peternakan dikelola dengan baik sehingga tercipta suasana nyaman bagi ayam ,jumlah dalam kandang tidak terlalu padat, litter jangan berdebu dan lembab. Ventilasi kandang cukup dan sedapat mungkin dilaksanalan sistem all in all out.
  4. Diusahakan tidak terlalu banyak lalat (culicoides) dan nyamuk (simulium). Semak-semak ataupun tempat-tempat yang menggenang harus dihindari. Air minum hendaknya rutin diganti setiap hari agar tidak dijadikan tempat berkembangbiaknya nyamuk.

Pengobatan:

Maladex, Antikoksi, Coxy, Duoko atau Erysuprim (pilih salah satu dan berikan sesuai aturan pakai). Berikan Vita Stress 4-5 hari setelah pemberian obat selesai

 

PROPOSAL : PETNJUK CARA MENGAJUKAN DAN CONTOHNYA

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Program pembangunan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Nonformal dan Informal tahun 2011 yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (PAUDNI) adalah Program PAUD, Program Kursus dan Pelatihan, Program Pendidikan Masyarakat, Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUDNI.

Program-program PAUDNI dikembangkan dalam rangka menuju visi Kementerian Pendidikan Nasional 2025 yakni menghasilkan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif. Visi tersebut mengandung makna bahwa insan Indonesia memiliki kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional dan sosial, kecerdasan intelektual dan kecerdasan kinestetis.

Guna mencapai visi secara efektif maka program-program PAUDNI yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat berupaya untuk memberikan pelayanan prima pendidikan agar tersedia secara merata, terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, berkualitas/bermutu dan relevan dengan kebutuhan kehidupan masyarakat dan dunia kerja, setara bagi seluruh warga negara serta berupaya memberikan kepastian bagi warga negara mengenyam pendidikan sebagai hak warga negara Indonesia.

Program PAUDNI dilaksanakan oleh satuan-satuan pendidikan nonformal dan informal antara lain Lembaga Kursus, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Kelompok Belajar, dan Satuan Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI) sejenis serta oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) seperti Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB) dan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB). Pemerataan dan perluasan akses layanan PAUDNI diselenggarakan oleh lembaga non UPT sedangkan pelaksanaan program PAUDNI dalam rangka percontohan dan/atau pengembangan dilaksanakan oleh UPT dan/atau satuan pendidikan tertentu yang memiliki sumber daya pendidikan memadai.

Khususnya penyelenggaraan program PAUDNI dalam rangka percontohan dan pengembangan, dukungan pembiayaan program disalurkan lewat Pusat Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (P2PNFI) dan Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (BPPNFI) sesuai dengan wilayah kerja masing-masing.

Percontohan program PAUDNI dimaksudkan untuk memberikan pelayanan kepada seluruh lapisan masyarakat yang membutuhkan acuan penyelengaraan program PAUDNI yang berstandar dan bermutu, rujukan program PAUDNI berdasarkan karakteristik wilayah dan sosial budaya masyarakat, pusat magang, pelatihan dan penelitian. Percontohan program PAUDNI tersebut merupakan langkah menuju terpenuhinya amanah PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

UPT yang menyelenggarakan program PAUDNI dengan arah sebagai percontohan dapat melaksanakan program berbasis hasil pengembangan model, hasil kajian, replikasi program terbaik di lapangan yang berasal dari luar negeri maupun dalam negeri dan/atau produk kebijakan strategis dengan prosedur serta pola pembiayaan yang tidak harus sama dengan program-program PAUDNI yang dibiayai dari sumber dana dekonsentrasi.

Saya menyambut baik penerbitan “Petunjuk Teknis Percontohan Program PAUDNI” dan mengharapkan melalui petunjuk teknis ini dapat menjamin penyelenggaraan percontohan program PAUDNI yang diselenggarakan oleh UPT dan/atau satuan pendidikan tertentu dapat tercapai secara efektif, efisien, dan produktif serta memberikan acuan kepada pihak-pihak terkait perlu.

Kepada semua pihak yang memiliki kepedulian dan telah berkontribusi untuk membangun program PAUDNI menuju pelayanan prima disampaikan terimakasih.

 

 

Jakarta, Mei 2011

Plt. Direktur Jenderal PAUDNI

 

 

Hamid Muhammad, Ph.D.

NIP. 19590512 198311 1 001

 

 

 


 

 

 

 

KATA SAMBUTAN

DAFTAR ISI

 

BAB I

PENGAJUAN PROPOSAL

  1. Penyusunan Proposal    1
  2. Mekanisme Pengajuan Proposal    1
  3. Persyaratan Lembaga Pengusul    2
  4. Jenis Bantuan Langsung    3
  5. Alokasi Dana Bantuan    6

BAB II

MEKANISME SELEKSI PROPOSAL

  1. Tim Penilai    7
  2. Mekanisme Penilaian    7
  3. Penetapan Penerima Bantuan Langsung    10
  4. Akad Kerjsama    10
  5. Penyaluran Dana    10

 

BAB III

PENGENDALIAN MUTU

  1. Monitoring dan Evaluasi    14
  2. Pelaporan    14

 

BAB IV

PENUTUP    17

LAMPIRAN    19

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. Penyusunan Proposal
    1. Lembaga yang berminat sebagai penyelenggara percontohan program PAUDNI wajib menyusun proposal. Penyusunan proposal dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang program yang akan diusulkan, antara lain meliputi; analisis situasi, program aksi, serta tindak lanjutnya (sistematika proposal terlampir).
      1. Proposal disusun dan ditandatangani oleh pimpinan lembaga calon penyelenggara program. Kata pengantar ditandatangani oleh ketua/pimpinan lembaga.
      2. Proposal yang diajukan harus mendapat pengesahan/persetujuan dari Dinas Pendidikan kab/kota yang bersangkutan.

         

  2. Mekanisme Pengajuan Proposal
    1. Proposal yang telah disusun dan ditandatangani oleh pimpinan lembaga calon penyelenggara disampaikan kepada Dinas Pendidikan kab/kota untuk mendapat rekomendasi/pengesahan/ persetujuan.
      1. Proposal yang telah ditandatangani oleh pimpinan lembaga calon penyelenggara program dan mendapat pengesahan/persetujuan dari Dinas Pendidikan kab/kota, selanjutnya dikirim via pos/jasa kepada P2-PNFI/BP-PNFI di wilayah regional masing-masing untuk diseleksi.
      2. Proposal dikirim sebanyak 2 eksemplar, dan harus sudah diterima oleh P2-PNFI/BP-PNFI untuk seleksi tahap pertama paling lambat akhir Juni 2011 dan untuk tahap kedua pada akhir Juli 2011. Tahap kedua dilaksanakan jika kuota masih tersedia.

 

 

  1. Persyaratan Lembaga Pengusul
    1. Syarat administrasi
      1. Memiliki akte notaris/ keputusan dari pemerintah.
      2. Memiliki izin operasional sebagai penyelenggara pendidikan yang masih berlaku dari Dinas Pendidikan setempat atau instansi yang berwenang.
      3. Desa yang akan mengusulkan percontohan program Desa Vokasi mendapatkan rekomendasi dari instansi yang berwenang. Satuan pendidikan yang akan menyelenggarakan satuan PAUD sejenis mendapatkan surat keterangan dari pemerintah desa/kelurahan. Contoh surat rekomendasi terlampir
      4. Khusus Lembaga pengusul Percontohan Program PAUD Daerah terpencil melampirkan surat keterangan/rekomendasi tentang status sebagai daerah terpencil dari instansi yang berwenang.
      5. Memiliki rekening bank yang masih aktif atas nama lembaga yang dinyatakan dengan keterangan/referensi bank yang bersangkutan.
      6. Memiliki NPWP atas nama lembaga yang dinyatakan dengan bukti kartu NPWP.

        Alamat yang tercantum dalam rekening dan NPWP harus sama dengan alamat lembaga terkini.

         

    2. Syarat teknis
      1. Memiliki struktur organisasi yang jelas dan seluruh fungsi dan tanggung jawab jabatan berjalan dengan baik.
      2. Memiliki program kerja yang jelas.
      3. Berpengalaman menyelenggarakan program sesuai dengan program yang diusulkan.
      4. Memiliki kesanggupan untuk membimbing dan mendampingi lulusan dalam merintis dan mengembangkan usaha (khusus program tertentu).
      5. Memiliki pendidik/instruktur sesuai bidang keterampilan yang diusulkan (khusus program tertentu).
      6. Memiliki jaringan kemitraan (pemasaran, pembelajaran, permodalan dan/atau penempatan lulusan, khusus bagi program tertentu).
      7. Mampu menyediakan sarana pembelajaran (teori dan praktik) dengan jumlah yang memadai dan sesuai jenis program yang diusulkan.

 

  1. Jenis Bantuan Langsung

    Bantuan Langsung adalah pemberian sejumlah uang/barang untuk mendukung pengembangan dan penyelenggaraan program PAUDNI serta penguatan kelembagaan pada lembaga, organisasi, dan/atau satuan pendidikan penyelenggara PNFI (Permendiknas No. 7 tahun 2009, tentang Pedoman Pemberian Bantuan PNFI). Jenis-jenis bantuan langsung dimaksud adalah:

    1. Bantuan Operasional Kelompok Percontohan PAUD (Bantuan Langsung Perintisan Program Taman Penitipan Anak) adalah dana bantuan yang diberikan kepada lembaga PAUD sebagai wahana kesejahteraan yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk jangka waktu tertentu bagi anak yang orangtuanya yang karena sesuatu hal tidak memiliki waktu untuk mengasuh dan mendidiknya. TPA ini menyelenggarakan program pendidikan sekaligus pengasuhan terhadap anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun (dengan prioritas anak usia empat tahun ke bawah).
    2. Bantuan Operasional Kelompok Percontohan PAUD (Bantuan Langsung Perintisan Program Kelompok Bermain dan TK) merupakan dana bantuan yang diberikan kepada lembaga PAUDNI terutama pada UPTD BPKB/SKB yang dinilai layak dan memiliki potensi untuk membuat percontohan program yang kreatif dan inovatif, serta sesuai dengan kondisi daerah dalam rangka meningkatkan mutu penyelenggaraan TK dan KB.
    3. Bantuan Operasional Kelompok Percontohan PAUD (Bantuan Langsung Perintisan Program Satuan PAUD Sejenis) merupakan pemberian dana terhadap satuan-satuan PAUD selain Taman Kanak-Kanak (TK), Kelompok Bermain (KB) dan taman penitipan anak (TPA) yang penyelenggaraannya dapat diintegrasikan dengan berbagai layanan pendidikan anak usia dini yang telah ada dimasyarakat seperti posyandu, bina keluarga balita, taman pendidikan Al Qur’an, pendidikan anak kristen, bina iman anak atau layanan terkait lainnya.
    4. Bantuan Operasional Kelompok Percontohan PAUD (Bantuan Langsung Penyelenggaraan PAUD di Daerah Terpencil) merupakan pemberian bantuan dana dalam upaya memberikan pelayanan pendidikan kepada anak usia dini di daerah yang secara ekonomis, geografi dan transportasi kurang memadai.
    5. Bantuan Operasional Kelompok Percontohan Pendidikan Kursus dan Pelatihan (Bantuan Langsung BOP-LKP) merupakan pemberian dana bantuan langsung dari P2-PNFI/BP-PNFI dalam bentuk hibah (blockgrant) kepada lembaga kursus dan pelatihan (LKP) untuk meningkatkan kapasitas manajemen melalui peningkatan kualitas sarana dan/atau mutu kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan.
    6. Bantuan Operasional Kelompok Percontohan Pendidikan Kursus dan Pelatihan (Bantuan Langsung PKM) merupakan bantuan dana yang diperuntukkan dalam pelayanan pendidikan kewirausahaan dan keterampilan usaha yang diselenggarakan oleh Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP), UPTD BPKB/SKB atau satuan PNF lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan dan peluang usaha yang ada di masyarakat.
    7. Bantuan Operasional Kelompok Percontohan Pendidikan Kursus dan Pelatihan (Bantuan Langsung PKH melalui LKP) merupakan bantuan dana bagi LKP dari pemerintah untuk mendidik dan melatih warga masyarakat yang telah memenuhi persyaratan tertentu (putus sekolah, pengangguran dan kurang mampu) untuk mengikuti program PKH agar menguasai keterampilan fungsional praktis yang dapat dijadikan bekal untuk bekerja baik di sektor formal maupun informal sesuai dengan peluang kerja dan peluang berusaha (job/bussiness opportunities) yang ada, dan usaha mandiri atau membuka peluang usaha sendiri.
    8. Bantuan Operasional Kelompok Percontohan Pendidikan Kursus dan Pelatihan (Bantuan Langsung PKH melalui Lembaga Pendidikan [PKH-LPd]) merupakan dukungan dana dari pemerintah untuk mendidik dan melatih warga masyarakat yang telah memenuhi persyaratan tertentu (putus sekolah, pengangguran dan kurang mampu) untuk mengikuti program pendidikan kecakapan hidup yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan non-LKP, agar mereka menguasai keterampilan fungsional praktis yang dapat dijadikan bekal untuk bekerja baik di sektor formal maupun informal sesuai dengan peluang kerja yang ada, dan usaha mandiri atau membuka peluang usaha sendiri.
    9. Bantuan Operasional Kelompok Percontohan Pendidikan Kursus dan Pelatihan (Bantuan Langsung Desa Vokasi) merupakan pemberian dana bagi lembaga penyelenggara PAUDNI di wilayah pedesaan guna mengembangkan berbagai layanan pendidikan keterampilan (vokasi) yang memiliki nilai ekonomi tinggi, unik dan kompetitif berbasis kearifan lokal untuk menumbuhkan kelompok-kelompok usaha dan membuka lapangan pekerjaan.
    10. Bantuan Operasional Kelompok Percontohan Pendidikan Masyarakat (Bantuan Langsung Operasional Pendidikan Keaksaraan Dasar) merupakan bantuan biaya operasional penyelenggaraan pendidikan keaksaraan yang meliputi kemampuan membaca, menulis, berhitung, mendengarkan dan berbicara untuk mengkomunikasikan teks lisan dan tulis dengan menggunakan aksara dan angka dalam bahasa Indonesia bagi penduduk usia 15 tahun ke atas.
    11. Bantuan Operasional Kelompok Percontohan Pendidikan Masyarakat (Bantuan Langsung Operasional Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri) merupakan bantuan biaya operasional dalam penyelenggaraan peningkatan kemampuan keberaksaraan dan usaha produktif bagi peserta didik yang telah mengikuti dan/atau mencapai kompetensi keaksaraan dasar (memiliki SUKMA).

 

  1. Alokasi Dana Bantuan

    Alokasi jumlah sasaran dan satuan biaya program bantuan langsung percontohan PAUDNI tahun 2011 untuk masing-masing regional dapat menghubungi P2-PNFI/BP-PNFI sesuai dengan wilayah regionalnya masing-masing.

 

 

 

 

 

 

 

  1. Tim Penilai
    1. Tim penilai proposal dibentuk dan ditetapkan serta bertanggung jawab kepada Kepala P2-PNFI/BP-PNFI.
      1. Tim penilai minimal terdiri atas unsur tenaga fungsional, tenaga struktural P2-PNFI/BP-PNFI, dan unsur tim akademisi/praktisi di bidang PAUDNI.
      2. Tim penilai minimal 3 orang, ganjil dengan struktur tim penilai terdiri atas seorang ketua, sekretaris dan anggota serta didukung oleh tim sekretariat;
      3. Tim penilai bekerja berdasarkan Surat Keputusan Kepala P2-PNFI/BP-PNFI

         

  2. Mekanisme Penilaian

    Penilaian proposal berdasarkan penilaian dari aspek administratif dan teknis. Tahapan penilaian dilaksanakan melalui dua tahap. Tahap pertama, penilaian aspek administratif dan teknis. Tahap kedua, penilaian verifikatif (jika diperlukan). Setiap tahapan penilaian, mulai dari penilaian proposal sampai dengan verifikasi lapangan harus dibuatkan Berita Acara Penilaian (BAP), yang ditandatangani oleh seluruh unsur tim penilai.

    1. Penilaian Proposal

      Penilaian proposal merupakan kegiatan penelaahan terhadap proposal baik berkenaan dengan kelengkapan administrasi dan substansi proposal yang diajukan oleh lembaga pengusul.

      Penilaian proposal menghasilkan urutan/ranking lembaga pengusul berdasarkan nilai dari yang tertinggi ke nilai yang terendah. Urutan ini menjadi dasar dalam penetapan lembaga pengusul dan pelaksanaan penilaian lapangan.

       

      Penilaian proposal, dilakukan melalui:

      1. Penilaian administratif, meliputi kelengkapan dan keabsahan:
  • Lembar Pengesahan dari dinas pendidikan atau lembaga pemerintah daerah setempat (asli bukan fotocopy)
  • Kelengkapan administrasi keuangan
  1. Fotocopy buku (nomor) rekening lembaga
  2. Referensi bank (asli bukan fotocopy)
  3. Fotocopy NPWP lembaga
  • Surat Pernyataan Kesanggupan Lembaga untuk melaksanakan Percontohan Program secara sungguh-sungguh bermaterai secukupnya. (asli bukan fotocopy)
  • Curiculum vitae pendidik dan tenaga kependidikan;
  1. Penilaian substansi/isi proposal:
    1. Penilaian substansi/isi proposal dilakukan dengan instrumen dan indikator yang telah ditetapkan secara obyektif dan transparan sesuai dengan jenis bantuan langsung percontohan program PAUDNI masing-masing, yang meliputi:
      1. Kejelasan analisis situasi dan kondisi;
      2. Kejelasan dan ketepatan program aksi yang terdiri atas: metodologi pembelajaran yang akan dilakukan (teori dan praktek), penetapan sasaran, jaminan mutu atas keberhasilan program, daya dukung sarana dan prasarana, kemitraan dengan lembaga terkait, dan percontohan yang diunggulkan.
      3. Kejelasan dan ketepatan rencana tindak lanjut
      4. Kejelasan dan ketepatan tujuan, hasil, dan indikator keberhasilan
      5. Proporsi anggaran yang realistis (adanya counterpart anggaran dari daerah mendapatkan penilaian lebih besar)
      6. Program kursus dan pelatihan serta KUM harus memiliki kejelasan gambaran perolehan peningkatan pendapatan dan/atau penempatan kerja bagi lulusannya.
  1. Penilaian Lapangan

    Penilaian lapangan bersifat verifikatif dapat dilakukan (jika diperlukan) guna memastikan kesesuaian antara yang digambarkan dalam proposal dengan kenyataan di lapangan.

    Penilaian lapangan dilakukan terhadap lembaga pengusul dengan mempertimbangkan urutan/ranking hasil penilaian proposal dan keterserapan kuota peserta program.

    Aspek-aspek penilaian lapangan meliputi:

    1. Legalitas lembaga
    2. Keberadaan lembaga termasuk kelengkapan struktur organisasi dan uraian tugasnya.
    3. Keberadaan dan kesesuaian kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki dengan jenis program
    4. Kebenaran calon lokasi dan sample calon peserta didik
    5. Kebenaran profil pendidik dan tenaga kependidikan (sample)
    6. Kebenaran profil mitra dan jenis kemitraan (sample)

     

     

  1. Penetapan Penerima Bantuan Langsung
    1. Tim penilai berkoordinasi dengan dinas provinsi untuk memastikan calon lembaga penerima tidak menerima bantuan langsung dengan sasaran yang sama.
    2. Tim penilai melakukan rapat penilaian yang dihadiri oleh unsur direktorat terkait. Hasil rapat penilaian bersifat mutlak, tidak dapat diganggu gugat dan dituangkan dalam bentuk berita acara penilaian.
    3. Berdasarkan berita acara penilaian, Kepala P2-PNFI/BP-PNFI menetapkan lembaga penerima bantuan langsung melalui penerbitan Surat Keputusan Kepala P2-PNFI/BP-PNFI.
      1. Surat keputusan tersebut dikirimkan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kab./Kota dan pimpinan lembaga penerima dana bantuan langsung.

         

  2. Akad Kerjasama
    1. P2-PNFI/BP-PNFI mempersiapkan naskah akad kerjasama antara kepala P2-PNFI/BP-PNFI dengan pimpinan lembaga penerima bantuan langsung.
    2. Akad kerjasama ditandatangani kedua belah pihak dan merupakan dasar penyelenggaraan program dan pengelolaan dana bantuan langsung.
    3. Kedua belah pihak memiliki hak dan kewajiban sebagaimana yang tertuang dalam akad kerjasama.

       

  3. Penyaluran Dana

Mekanisme penyaluran dana bantuan langsung Jalur Percontohan dilakukan sebagai berikut:

  1. Setelah SK penetapan lembaga ditandatangani dan diterbitkan, kemudian P2-PNFI/BP-PNFI mengajukan usulan kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) untuk membayarkan/ mengirimkan dana bantuan langsung berdasarkan SK dan akad kerjasama.
  2. Setelah menerima Surat Keputusan Kepala P2-PNFI/BP-PNFI dan menandatangani akad kerjasama, lembaga penyelenggara program yang bersangkutan secepatnya melakukan rekrutmen peserta program dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan proposal yang telah disetujui, paling lambat 1 (satu) minggu.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pengendalian mutu kegiatan penyaluran dan pemanfaatan dana bantuan langsung percontohan program dilakukan sebagai bentuk akuntabilitas dan pencitraan publik. Pengendalian mutu dilakukan melalui pemantauan, evaluasi, pembinaan, dan pelaporan. Pengendalian mutu dilakukan secara internal dan eksternal.

Pengendalian internal, yaitu pengendalian terhadap proses dan hasil penyaluran dana bantuan yang dilakukan P2-PNFI/BPPNFI. Pengendalian dilakukan melalui rapat rutin tiap bulan dan rapat insidental sesuai kebutuhan program. Aspek pengendalian internal mencakup ketenagaan, keuangan, pemanfaatan sarana/bahan, dan rencana kegiatan penyaluran dana bantuan program. Pengendalian internal melibatkan juga Satuan Pengawas Intern P2-PNFI/BPPNFI.

Pengendalian eksternal, yaitu pengendalian terhadap lembaga penerima dalam memanfaatkan dana bantuan langsung, yang dilakukan oleh P2-PNFI/BPPNFI dan lembaga pengawasan fungsional, melalui pemantauan, penilaian, pembinaan, dan pelaporan. Aspek pengendalian eksternal mencakup:

  1. Manajemen lembaga
  2. Pemanfaatan dana dan pencatatannya oleh lembaga
  3. Mutu layanan pembelajaran
  4. Mutu lulusan
  5. Optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana
  6. Kinerja pendidik dan tenaga kependidikan
  7. Program tindak lanjut terhadap penyelenggaraan kegiatan
  8. Permasalahan yang muncul dan kegiatan antisipasi yang dilakukan

     

Optimalisasi dalam kegiatan pengendalian mutu ini meliputi kerja monitoring, evaluasi, dan pelaporan.

  1. Monitoring dan Evaluasi

    Untuk menjaga kesinambungan dan konsistensi penyelenggaraan program, setiap lembaga kursus yang telah ditetapkan sebagai penerima bantuan akan dipantau dalam bentuk pengawasan langsung atau monitoring dan evaluasi oleh petugas yang ditunjuk sebagai bentuk pengendalian mutu penyelenggaraan program. Monitoring dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi tentang perkembangan yang dicapai oleh lembaga penyelenggara dalam penyelenggaraan programnya. Evaluasi dilakukan untuk memberikan gambaran hasil program yang diperoleh dari seluruh rangkaian penyelenggaraan mulai perencanaan hingga tindak lanjut program untuk mendapatkan kesimpulan/masukan penyempurnaan program mendatang.

 

  1. Pelaporan

    Lembaga penerima bantuan langsung wajib memberikan laporan tertulis kepada Kepala P2-PNFI/BPPNFI. Laporan meliputi:

    1. Laporan administratif antara lain laporan keuangan, bukti-bukti pengeluaran keuangan, bukti setoran pajak yang dikirim pada akhir pelaksanaan kegiatan.
    2. Laporan bulanan yang berisi perkembangan penyelenggaraan program dan administratif.
    3. Laporan akhir tahun yang berisi keseluruhan kegiatan yang diselenggarakan dari sejak ditandanganinya akad kerjasama sampai dengan evaluasi akhir penyelenggaraan program. Laporan akhir disampaikan selambat-lambatnya tanggal 25 Desember 2011. Isi laporan sesuai dengan sistematika terlampir.
    4. Menyusun laporan keberhasilan (Success Story atau Best Practise) dapat berupa buku dan atau multimedia (audiovisual).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pedoman ini menguraikan secara jelas dan rinci mengenai mekanisme dan prosedur pengajuan bantuan langsung. Hal ini dimaksudkan agar calon penyelenggara program yang akan mengusulkan proposal memperoleh petunjuk secara teknis tentang tata cara pengajuan dana bantuan langsung. Dengan demikian, petunjuk teknis ini diharapkan dapat menjadi acuan, rujukan dan petunjuk bagi semua pihak yang berkepentingan dalam mengusulkan dan memanfaatkan dana bantuan langsung.

Agar implementasi percontohan program ini dapat berjalan dengan baik dan mencapai hasil yang diharapkan, masyarakat terutama pihak yang berkepentingan harus memahami dengan baik materi yang diuraikan dalam petunjuk teknis ini. Oleh Karena itu, semua pengelola program Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (PAUDNI) baik tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota maupun UPT/UPTD, wajib mensosialisasikan petunjuk teknis ini kepada masyarakat luas melalui berbagai cara dan media, sebagai salah satu perwujudan akuntabilitas, transparansi dan pencitraan publik dalam pengembangan program P2-PNFI/BPPNFI.

Apabila ada hal yang belum jelas, dapat menghubungi P2-PNFI /BPPNFI di wilayah regional masing-masing. Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman ini, dapat ditindak lanjuti dengan Surat Edaran atau surat resmi Kepala P2-PNFI /BPPNFI di wilayah regional masing-masing.

 

 

 

 

Lampiran 1:

 

SISTEMATIKA PENGAJUAN PROPOSAL DANA BANTUAN LANGSUNG JALUR PERCONTOHAN

  • Halaman Cover

    Judul

    Judul proposal percontohan program bantuan langsung berisi informasi tentang:

  1. Jenis program yang akan diselenggarakan
  2. Karakteristik umum warga belajar/peserta didik
  3. Nama, alamat, identitas dan perizinan lembaga

Contoh :


PROPOSAL PERCONTOHAN PROGRAM

PKH LKP

 

Bidang : ………………………………………………….….

bagi

……………………………………………………………………..

Kecamatan ………………., Kabupaten ………………

Prov………………………………………

 

Diajukan Kepada:

P2 PNFI / BPPNFI ………………………………

 

 

NAMA DAN LEMBAGA……………………………

 

 

 

  • Indentitas Lembaga

a 

Nama Lembaga 

: 

 

b 

Nomor NILEK/NILEM 

: 

Khusus untuk LKP/PKBM 

c 

Alamat Lengkap 

: 

 

d 

No. Telp./HP 

: 

 

e 

Nama Ketua 

: 

 

f 

No. Rek. Lembaga 

: 

 
 

Atas nama 

: 

 

g 

Nama Bank 

: 

 

h 

NPWP 

: 

 

i 

Program Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (paudni) yang sedang dilaksanakan sampai saat ini:

 
  1. …………………………………………………………………………………………..
  2. …………………………………………………………………………………………..
  3. …………………………………………………………………………………………..
  4. …………………………………………………………………………………………..
  5. …………………………………………………………………………………………..
  • Dokumen Administrasi (Dilampirkan)
  1. 1

Izin Operasional dari Dinas Pendidikan atau Dinas Terkait (pertama dan terakhir) 

[ ] ada [ ] tidak ada

 

Akte Notaris Pendirian Lembanga 

[ ] ada [ ] tidak ada

 

NPWP atas Nama Lembaga 

[ ] ada [ ] tidak ada

 

Rekening Bank aktif atas nama lembaga

[ ] ada [ ] tidak ada

 

Rencana penempatan lulusan (job order dan/atau pendampingan usaha bagi lulusan) khusus untuk program kursus dan pelatihan

[ ] ada [ ] tidak ada

 

Rekomendasi dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota  

[ ] ada [ ] tidak ada

 

Surat Pernyataan Kesanggupan

[ ] ada [ ] tidak ada

Keterangan:

Dokumen administrasi nomor 1 – 5 dilampirkan fotocopy dan dokumen nomor 6-7 harus dilampirkan aslinya.

 

  • Daftar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

No 

Nama 

TTL 

L/P 

Pendidikan 

Pekerjaan 

Jabatan 

1 

           

2

           

3 

           

4 

           

5 

           

6 

           

 

  • Sarana dan Prasarana yang Dimiliki

    (contoh format pendataan sarana dan prasarana lembaga disesuaikan dengan jenis program yang diusulkan)

1. 

Status Lahan/ Bangunan 

  • Luas Tanah
  • Luas Bangunan

….. m2

….. m2

Milik sendiri/ sewa

2. 

Rincian Bangunan 

  • Ruang Tamu
  • Ruang Sekretariat
  • Ruang Kantor Pengurus
  • Ruang Belajar Teori
  • Ruang Praktek Keterampilan
  • Ruang Bermain/Belajar
  • Ruang Serbaguna
  • Ruang Usaha/Produksi
  • Ruang Perpustakaan/Taman Bacaan
  • Ruang Penjaga/Satpam
  • Ruang Mushola/tempat ibadah
  • Ruang Dapur
  • Toilet/MCK
  • … ruang
  • … ruang
  • … ruang
  • … ruang
  • … ruang
  • … ruang
  • … ruang
  • … ruang
  • … ruang

     

  • … ruang
  • … ruang
  • … ruang
  • … ruang

3. 

Sarana/

Fasilitas Pem-belajaran dan Pelatihan, antara lain:

  • Kursi Tamu
  • Meja/kursi/lemari Sekretariat
  • Meja/kursi/lemari Kantor
  • Meja/kursi Ruang Belajar Teori
  • Meja/ kursi Ruang Keterampilan
    • APE Paud
    • Lemari/rak buku
    • Mesin tik manual
    • Komputer
    • Printer
    • Mesin faksimile/telepon
    • Alat keterampilan menjahit
    • Alat keterampilan memasak
    • Papan tulis
    • Alat musik
    • Buku/modul/bahan belajar lain
    • Mobil operasional 
  • … set
  • … set
  • … set
  • … set
  • … set

     

  • … paket
  • … unit
  • … unit
  • … unit
  • … unit
  • … set
  • … paket
  • … paket
  • … lembar
  • … set
  • … eks
  • … unit 

 

  • KONDISI LINGKUNGAN LEMBAGA PENGUSUL

    (contoh format pendataan potensi daerah disesuaikan dengan jenis program yang diusulkan)

NO 

DATA SUBSTANSI 

KETERANGAN 

 

DATA KEPENDUDUKAN 

 

Berapa jumlah penduduk  

  1. Kabupaten/Kota …….Jiwa
  2. Kecamatan dimana lembaga saudara berada …..jiwa
  3. Desa/Kelurahan dimana lembaga saudara berada …..jiwa
 

Jumlah penduduk miskin di wilayah saudara (kabupaten/kota, kecamatan, atau desa/kelurahan) dan sebutkan sumber datanya

 
 

Jumlah penganggur di wilayah

saudara (Kabupaten/Kota,

Kecamatan, atau Desa/

Kelurahan) dan sebutkan

sumber datanya. 

 
 

KONDISI LINGKUNGAN 

 
 

Lokasi lembaga anda berada

(pilih salah satu)

1. Kota besar

2. Kota kecil

3. Pinggiran kota

4. Perdesaan

5. Pesisir pantai

6. Pegunungan

7. Perbatasan dengan negara lain

8……………………………………………….. 

 

Potensi produksi unggulan

(barang dan jasa) di daerah

saudara

1………………………………………………

2………………………………………………

3………………………………………………

4………………………………………………

 

Jenis usaha yang paling banyak dilakukan oleh masyarakat

 
 

KONDISI DU/DI * 

 
 

Jenis DU/DI yang membutuhkan tenaga kerja 

 

 

  • SUBSTANSI

(contoh format deskripsi jenis program disesuaikan dengan kebutuhan penyelenggaraan percontohan program)

NO 

DATA SUBSTANSI 

KETERANGAN 

 

Jenis Program 

 
 

Jenis program yang diusulkan 

………………………………………

 

Alasan mengusulkan jenis kegiatan/keterampilan tersebut.

  1. ……………………………………………………………………………………………………
  2. ……………………………………………………………………………………………………
  3. ……………………………………………………………………………………………………
 

PESERTA DIDIK 

 
 

Rekrutmen calon peserta didik 

[ ] Sudah [ ] belum

 

Jumlah peserta didik yang diusulkan 

……………………….. orang 

 

Latar belakang pendidikan peserta didik yang diusulkan 

 
 

Latar belakang pendidikan

Jumlah 

 

Tidak tamat SD 

 
 

SD atau Sederajat 

 
 

SLTP atau sederajat 

 
 

SLTA atau Sederajat 

 
 

Total  

 
 

Cara merekrut calon peserta didik (jelaskan)

 

 

Pendidik/Instruktur/Fasilitator 

 
 

Jumlah pendidik/keterampilan yang ada/dimiliki lembaga (lampiran CV)

……………… orang 

 

Jumlah pendidik/instruktur/ fasilitator yang ada/dimiliki lembaga (lampirkan CV)

……………… orang 

 

Asal pendidik (sebutkan dari lembaga sendiri atau instansi terkait)

  1. …………………………………………………………………………………………………….
  2. …………………………………………………………………………………………………….
  3. …………………………………………………………………………………………………….
 

Hasil yang akan dicapai

  1. Aspek pembelajaran
  2. Ketercapaian kompetensi 
 

PELAKSANA PROGRAM 

 
 

Memiliki tim khusus yang dibentuk oleh lembaga pengusul

[ ] ya [ ] tidak

 

Memiliki surat tugas/surat keputusan pelaksana oleh lembaga pengusul

[ ] ya [ ] tidak

 

Susunan nama pelaksana (lampirkan) 

  1. Penanggung Jawab : ……….………
  2. Ketua Pelaksana: ….…………………
  3. Sekretaris :.…………..…………………
  4. Seksi-seksi :………………..……………
 

Gambaran Pelaksanaan Kegiatan  

 

Rencana pelaksanaan program dimulai

Tanggal………..bulan………tahun…………. 

 

Rencana Program Berakhir 

 
 

Materi pembelajaran

(kurikulum dan silabus dilampirkan) 

  1. ………………………………………………
  2. ………………………………………………
  3. ………………………………………………
  4. ………………………………………………
  5. ………………………………………………
  6. ………………………………………………
 

Jelaskan tahap dan bentuk evaluasi yang akan dilakukan

 
 

EVALUASI/UJI KOMPETENSI 

 
 

Rencana Uji Kompetensi/evaluasi 

 
 

Pelaksana Uji Kompetensi/evaluasi 

 
 

PENEMPATAN LULUSAN * 

 
 

Rencana Penempatan lulusan untuk bekerja 

 
 

Rencana pembentukan usaha 

 
 

DANA YANG DIUSULKAN

 
 

Jumlah dana yang diusulkan 

Rp. ………………………………………………… 

 

Penggunaan dana (lampirkan RAB) 

 
 

Sumber dana lain yang mendukung (jika ada sebutkan) 

[ ] ya [ ] tidak

Keterangan:

Kecuali untuk program PAUD tidak perlu melampirkan bagian ini

 

                                Dibuat di, ………………………………

            Pimpinan Lembaga

 

Nama dan Cap Lembaga

 

…………………………………………


Rekomendasi

Usulan di atas sesuai dengan kondisi di lapangan

Oleh karena itu, kami siap memberikan rekomendasi dan membina

pelaksanaan program yang diusulkan

 

Kepala Dinas Pendidikan Kab/Kota, atau Dinas/Instansi yang berwenang*)

 

 

 

————————————-

NIP…………………………………………….

 

*) pilih salah satu sesuai yang memberi rekomendasi

 

LAMPIRAN

  • Dokumen legalitas lembaga
  • Rekening Bank atas nama lembaga (tidak boleh ada c.q. nama orang)
  • Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama lembaga
  • Surat Pernyataan Kesanggupan Lembaga untuk menyelenggarakan percontohan program secara sungguh-sungguh sesuai proposal yang disetujui dan bermeterai secukupnya
  • Calon Pendidik/Instruktur/Narasumber (dilengkapi dengan surat pernyataan, foto terakhir dan CV (Ijazah, Kompetensi dan pengalaman)
  • Struktur organisasi lembaga penyelenggara, termasuk uraian tugasnya masing-masing unsur.
  • Keterangan Kerjasama/kemitraan antara lembaga pengusul dengan lembaga/ perorangan yang mendukung program, terutama dalam bidang pemasaran, pembiayaan, peralatan, dan tenaga ahli.
  • Succes story sesuai dengan program yang diusulkan untuk lembaga yang telah menyelenggarkan program-program PAUDNI

 

Lampiran 1

Contoh Rekomendasi

 

 

KOP SURAT DINAS ………..

 

REKOMENDASI

Nomor: …………………..

 

Berdasarkan hasil verifikasi lembaga dan dokumen proposal yang diajukan, dengan ini kami memberikan rekomendasi kepada:

Nama lembaga     : …………………………………………………………..

Alamat lembaga     : …………………………………………………………..

             ……………………………………………………………

             Telp. ……………………. Fax……………………..

Lembaga tersebut diatas, dinyatakan layak untuk dinilai lebih lanjut sebagai calon penyelenggara percontohan program …………….. dengan jenis kegiatan yang dilaksanakan …………………………………………

 

Apabila proposal disetujui, kami bersedia ikut memantau dan membina pelaksanaan program lembaga tersebut di atas.

Demikian, rekomendasi ini diberikan untuk digunakan sebagaimana mestinya.

 

……………………………., ……………………………..2011

Tanda tangan dan cap stempel lembaga

Pemberi rekomendasi,

 

 

 

Nama lengkap

NIP. ……………………

 

Lampiran 2:

CONTOH SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN

(Kepala Surat – Lembaga)

 

SURAT PERNYATAAN

 

Yang bertandatangan di bawah ini, saya

 

Nama        : …………………………………….

Tempat/tanggal lahir        : …………………………………….

Jabatan dalam lembaga    : …………………………………….

Alamat (Rumah)        :……………………………Tlp/HP:……………………..

Alamat (Lembaga)        :…………………………..Tlp/Fax:…………………….

        Email : …………………………………………………..

 

Sesuai dengan proposal yang diajukan, lembaga kami ditetapkan sebagai penerima dana bantuan langsung Percontohan Program ………….. dengan jenis kegiatan/keterampilan …………………., melalui Surat Keputusan Kepala P2-PNFI / BP-PNFI dengan ini kami menyatakan hal sebagai berikut.

  1. Kami sanggup dan bersedia menyelenggarakan percontohan program …………….. dengan jenis kegiatan / keterampilan…………………………….bagi………..orang peserta didik selama ……….. bulan mulai bulan………..s.d bulan ……..2011 dengan biaya penyelenggaraan program keseluruhan senilai Rp…………………………… (……………………………….)
  2. Peserta didik tersebut pada butir 1 akan kami rekrut sesuai aturan dan melalui prosedur yang ditetapkan. Peserta didik yang telah direkrut diberikan pembelajaran/pemagangan/pembiasaan tentang ………………………………, dengan didukung oleh kurikulum, sarana, dan pendidik, untuk mencapai kompetensi, dan indikator hasil yang telah diuraikan/ditetapkan dalam proposal.
  3. Bertanggung jawab atas keberhasilan program sebagaimana dimaksud pada butir 2 (dua) dengan melakukan pendampingan/pembinaan kepada lulusan program.
  4. Melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Dinas/lembaga terkait, serta P2-PNFI/BP-PNFI dalam rangka mengantisipasi timbulnya kendala yang berpotensi menggagalkan pencapaian tujuan program.
  5. Kami bertanggung jawab sepenuhnya bila di kemudian hari sesuai keputusan Pengadilan, secara hukum kami terbukti melakukan penyimpangan atas penggunaan dana maupun dalam pelaksanaan program.
  6. Pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya penuh kesadaran dan tanggung jawab, tanpa paksaan dari pihak manapun.

     

                    Yang menyatakan,

     

                                                

    Nama Lengkap dan Cap Lembaga

                (___________________)

                        

* surat pernyataan kesanggupan diisi dan ditandatangani pada saat akad kerjasama

 

Lampiran 3.

Daftar calon peserta didik

Percontohan Program ……………………..

2011

 

No 

Nama 

JK 

Alamat 

Umur 

Pekerjaan 

1 

         

2 

         

3 

         

4 

         

5 

         

6 

         

7 

         

8 

         

9 

         

10 

         

JK = Jenis Kelamin

 

Pimpinan Lembaga,

 

 

 

 

 

 

………………………………………….

NIP. …………………………………..

 

Lampiran 4

Daftar calon Pendidik/Tutor/Fasilitator

Percontohan Program ………………………………………..

2011

No. 

Nama Tutor 

Jenis Kelamin 

Tempat Lahir 

Tanggal Lahir 

Ijazah Terakhir 

Tahun Lulus 

Keahlian yg dimiliki 

Tgl 

Bln 

Thn 

1. 

                 

2. 

                 

3. 

                 

4. 

                 

5.

                 

6.

                 

7.

                 

 

Pimpinan Lembaga,

 

 

 

 

 

 

………………………………………….

NIP. …………………………………..

 

 

Lampiran 5:

CONTOH BLANKO JADWAL PROGRAM PKH KUPP

Jadwal Penyelenggaraan Program

PKH KUPP Budidaya Lele Dumbo…… dst

NO 

KEGIATAN 

OUTPUT 

TEMPAT 

PETUGAS 

BIAYA 

WAKTU 

Juli 

Agustus 

September 

m1 

m2 

m3 

m4 

m1 

m2 

m3 

m4 

m1 

m2 

m3 

m4 

A. 

PERSIAPAN

  1. Penyusunan proposal termasuk penyusunan kurikulum

 

Tersusunnya proposal dan kurikulum 

 

UPTD SKB ….. 

 

Munir 

 

300.000 

                       
 
  1. Pengajuan proposal

Proposal di terima P2PNFI

P2PNFI Reg. I Jayagiri 

Manar 

 

                       
 
  1. Penandatangan MoU

Dst……..  

Dst…….. 

Dst…….. 

Dst…….. 

                       
 
  1. Konsolidasi Panitia
                               
 
  1. Rekrutmen peserta
                               
 
  1. Penyesuaian proposal
                               
 
  1. Orientasi PTK dan mitra
                               
 
  1. Penyiapan sarana dan prasarana
                               

B 

PELAKSANAAN 

Dst……..  

Dst…….. 

Dst…….. 

Dst…..

                       
 

Dst……..  

Dst……..  

Dst…….. 

Dst…….. 

Dst….. 

                       

Lampiran 6:

Contoh : FORMAT LAPORAN BULANAN

 

Laporan Perkembangan Program

PKH KUPP Budidaya Lele Dumbo…..

 

Lembaga    : UPTD SKB……………………..

Bulan         : Mei Tahun 2011

 

No

Kegiatan 

Keluaran 

Lokasi Kegiatan 

Biaya 

Daya Serap/Perkembangan 

Faktor Pendukung 

Faktor Penghambat 

Pemecahan Masalah 

Rencana Tindak Lanjut 

Keuangan 

Fisik 

Rupiah 

% 

Produk 

% 

1. 

Rekrut-men peserta didik

Data Peserta didik sesuai dengan rencana  

Desa Congeang 

250.000,- 

250.000 

250.000/50 jt = 0.5 

Data Peserta didik 

1/30*100 = 3.3 

Respon masyarakat untuk mengikuti program sangat baik

Sasaran menyebar  

Waktu kegiatan rekrutmen di tambah 2 hari dari rencana awal 

  • Penanda tanganan surat kesanggupan peserta
  • Orientasi PTK
  • Penyusun-an kurikulum

 

 

Lampiran 6:

CONTOH SISTEMATIKA LAPORAN AKHIR

(contoh format deskripsi laporan program disesuaikan dengan substansi percontohan program)

Sistematika 

Keterangan 

Halaman Judul 

  1. Judul Laporan (sesuai proposal awal)
  2. Nama Lembaga Penyelenggara Program Pendidikan Kecakapan Hidup.
  3. Alamat Lengkap Lembaga Penyelenggara program Pendidikan Kecakapan Hidup: nama jalan, nomor, desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten, kode pos, nomor telepon, dan nomor fax.

Kata Pengantar      

Ditandatangani dan distempel pimpinan lembaga penerima blockgrant. 

Daftar Isi     

-jelas- 

Daftar Lampiran 

-jelas- 

Bab I Pendahuluan

 
  1. Latar Belakang
  1. Menggambarkan secara umum mengenai diselenggarakannya program
  2. Menyajikan uraian mengapa laporan kegiatan diperlukan yang mengarah pada akuntabilitas (bisa dipertanggungjawabkan), transparansi (terbuka), dan pencitraan publik (meyakinkan masyarakat) dari program yang diselenggarakan
  1. Tujuan Laporan

-jelas- 

  1. Lingkup laporan

-jelas- 

Bab II Pelaksanaan Kegiatan

 
  1. Tujuan program

-jelas- 

  1. Rekruitmen

Bagian ini memaparkan hasil proses perekrutan WB ketika awal program 

  1. Program Pembelajaran/ Pelatihan
    1. Jenis keterampilan yang dilatihkan
    2. Kompetensi yang dicapai peserta didik
    3. Kurikulum dan Materi Belajar

Jika perlu, gambarkan pula informasi lain tentang program yang telah dilaksanakan 

  1. Proses Pembelajaran (Pelatihan/ KUPP)

menjelaskan tentang rangkaian kegiatan yang telah terjadi dalam melaksanakan program yang meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan, evaluasi, dan sertifikasi, serta penempatan kerja. Pada bagian ini juga perlu menguraikan tentang keterlibatan pihak lain (mitra kerja) terutama DUDI, baik dalam program pendidikan dan pelatihan maupun dalam penyaluran lulusan program.

  1. Proses Uji Kompetensi
  1. Paparkan bagaimana proses uji kompetensinya
  2. Berikan profil umum tentang tempat uji kompetensi yang dimaksud
  1. Proses Penyaluran/ pemandirian

Paparkan pula rencana proses pendampingan pasca penyaluran/pendampingan 

  1. Proses Pendampingan
  1. Bagaimana proses pendampingan terhadap peserta didik pasca pelatihan yang dimandirikan
  2. Jika alumni peserta didik tersalurkan ke DUDI bagaimana proses pendampingannya
  1. Penyelenggara Program
  1. Panitia    

 

  1. Instruktur/ Fasilitator

 

  1. Waktu dan tempat penyelenggaraan
  1. Untuk waktu, sebutkan dari mulai perencanaan sampai pelaporan
  2. Untuk tempat, jika pun pelaksanaannya lebih dari satu tempat, sebutkan dimana saja proses penyelenggaraan programnya.

Bab III Hasil Yang Dicapai

 
  1. Tingkat Pencapaian Hasil Pembelajaran
  1. Peserta Didik yang Berhasil Menyelesaikan Program

Menjelaskan berapa banyak peserta didik di awal dan berapa banyak yang berhasil menyelesaikan program, serta berapa persentase keberhasilan yang dicapai. Pada bagian ini jelaskan pula penyebab keberhasilan maupun kegagalan yang dialami peserta didik dalam mengikuti program

  1. Lulusan yang Bekerja di DUDI

Menjelaskan berapa banyak lulusan (dan berapa %) yang bisa ditempatkan bekerja di DUDI (sebutkan bidang tugas dan nama perusahaannya). Pada bagian inijelaskan pula penyebab keberhasilan maupun kegagalan penyelenggara menempatkan lulusan bekerja di DUDI

  1. Lulusan yang Membuka Usaha Mandiri

Menjelaskan berapa banyak lulusan (dan berapa %) yang berhasil membuka usaha mandiri (sebutkan jenis dan alamat tempat usahanya). Pada bagian ini, jelaskan pula penyebab keberhasilan maupun kegagalan penyelenggara membimbing dan mendampingi lulusan dalam membuka usahanya.

Bagian ini tidak perlu ada dalam laporan akhir program KPP  

  1. Lulusan yang Masih dalam Proses Penempatan/ Mengembangkan Usaha Mandiri

Menjelaskan berapa banyak lulusan (dan berapa %) yang masih belum bisa ditempatkan bekerja atau membuka usaha mandiri, faktor-faktor penyebabnya, serta rencana tindak lanjut yang akan dilakukan bagi mereka.

Bagian ini tidak perlu ada dalam laporan akhir program KPP

  1. Manfaat dan Dampak Pelatihan

beri penjelasan bagaimana manfaat dan dampak untuk peserta didik dan lembaga penyelenggara

  1. Masalah dan Solusinya

menjelaskan tentang berbagai masalah, tantangan, dan hambatan yang dihadapi selama menyelenggarakan program serta solusi yang dilakukan sehingga hambatanhambatan tersebut dapat dikurangi

  1. Tingkat/ Daya Serap Anggaran

Lihat format, terlampir 

Bab III Penutup

 
  1. Kesimpulan    
 
  1. Rekomendasi
 

 

 

Matrik Penggunaan Dana Bantuan Langsung

 

Percontohan Program ………………………………………………………………………………………

 

No 

Dana Diterima 

Penarikan 

Pengeluaran 

Penarikan 

Jumlah (Rp) 

Uraian Pengeluaran

Banyaknya 

Jumlah (Rp) 

 

Tanggal:

… 2011 

2 Mei 2011 

2.000.000 

Pembelian ATK

Kertas

Tinta  

 

 

5 rim

2 buah 

 

 

100.000

60.000 

 

Rp. 10.000.000 

   

Penggandaan Bahan Belajar 

40 set 

5.000.000 

Sub Total 

5.160.000 

   

28 Mei 2011 

8.000.000 

Honorarium Fasilitator 

3 orang 

3.000.000 

       

Transport Narasumber 

2 

2.000.000 

Sub Total 

……… 

       

……… 

……… 

……… 

       

……… 

……… 

……… 

   

Total Penarikan 

20.000.000 

Total Pengeluaran

(Sub Total 1 + 2 + …….) 

……… 

   

Sisa 

……… 

     

 

Pimpinan Lembaga,                      Bendahara Pengeluaran,

 

 

 

 

………………………………………….             ………….……………………………….

NIP. …………………………………..             NIP. …………………………………..